Jumat, 07 September 2012

Tak Ada Perempuan, Kambing Dan Ayam Pun Jadi


Namaku Memed, awas jangan salah menyebut namaku menjadi memek, ketika itu (tahun 1978) umurku baru 12 tahun, namun anehnya hasrat seksualku telah begitu kuat, sehingga kadang sulit untuk diredam. Imajinasiku kadang demikian melambung mengkhayalkan hal-hal yang tidak layak dipikirkan dan dikhayalkan anak seusiaku. Hasrat seksual itu sering muncul begitu saja tanpa sebab yang jelas.

Pernah, suatu malam ketika keluargaku sedang menonton TV. Kebetulan ruang nonton TV dalam keadaan gelap, karena lampunya dimatikan, hanya diterangi oleh cahaya dari layar TV. Menjelang tengah malam semuanya tertidur, kecuali aku. Aku melihat adikku Tuti, dua tahun di bawahku, tepat berada di sampingku. Entah kenapa tiba-tiba hasrat seksualku muncul tiba-tiba. Tanganku merayap, menyibakkan rok yang dipakai adikku, tanganku perlahan-lahan meraba-raba belahan memek di balik celana dalamnya, yang tentunya masih bersih belum tumbuh bulu sedikit pun. Keberanianku semakin muncul, karena tidak ada reaksi dari adikku, kulepaskan tangan sambil sedikit memiringkan tubuhku dan kucium bibirnya, tak ada reaksi.

Karena khawatir ketahuan yang lain, apa lagi kalau adikku bangun, kuhentikan aktivitasku. Namun, debaran dada semakin meledak-ledak, karena hasrat yang sangat sulit dibendung, tapi rasa takut mengalahkan hasratku yang meledak-ledak.

Bayangan dan hasrat semalam tenyata masih terbawa sampai esok harinya. Kepala terasa berat, menahan hasrat yang demikian menekan. Sampai jam empat sore bayangan-bayangan kejadian malam malah semakin menggila. Akhirnya aku mencari akal bagaimana melampiaskan hasrat tersebut. Aku pergi ke belakang rumah dengan maksud untuk bermain sekedar menepis bayangan semalam. Sesampainya di belakang, aku melihat dua ekor kambing betina.

Tiba-tiba muncul pikiran yang sebelumnya belum pernah singgah, aku dekati kambing itu dan menatapnya dengan seksama, khususnya bagian belakangnya, bagian yang tertutup ekornya. Kupegang dan kuusap-usap bagian punggungnya dan terus ke arah belakang, sementara itu kontolku telah sedemikian ngaceng di balik celana pendek yang kupakai.

Anehnya kambing itu diam saja ketika memeknya kuusap-usap, seperti menikmatinya. Selama tanganku meraba-raba memek kambing itu, pandanganku melihat-lihat jangan-jangan ada orang di sekitar situ dan memergoki apa yang kulakukan. Lima belas menit kemudian, setelah yakin tidak ada orang, kubuka resleting celanaku perlahan-lahan dan mengeluarkan kontolku yang telah sedemikian ngaceng. Kontolku langsung keluar, karena memang aku tidak pernah memakai celana dalam. Aku mulai memakai celana dalam setelah aku kelas tiga SMP, dua tahun kemudian.

Perlahan-lahan kudekatkan kontolku dan kugosok-gosok ke memek kambing itu. Perasaan enak terasa di ujung kontolku, entah mengapa, mungkin karena imajinasiku membayangkan bahwa memek yang sedang kugesek-gesek itu adalah memek adikku. Setelah merasa puas menggosok-gosok kontolku, kumasukkan pelan-pelan kontolku ke dalam memek kambing betina itu, hingga akhirnya masuk semua.

Ketika kontolku telah masuk semua, kambing itu mengembik, namun suaranya terasa agak lain, lebih menyerupai erangan. Kukocok pelan-pelan, takut mbek itu berontak dan kabur, karena tidak diikat. Namun kambing itu tetap diam, malah terasa kambing itu seperti menggoyang-goyangkan pantatnya dan menekan badannya ke arah belakang, sehingga kontolku semakin dalam memasuki memek kambing itu. Sambil mengocok kontol, mulutku menyebut-nyebut nama adikku, kadang teman-teman perempuan sekelasku, dan siapa saja perempuan yang melintas dalam ingatanku.

"Oohh.. Tuti, memekmu enak sekali... oh Mirna.. Henceutmu gurih, oh Maryam sayangku.."

Aku semakin mempercepat kocokan kontolku. Mungkin karena baru pertama melakukan itu dan imajinasiku yang semakin menggila, tidak lama terasa ada sesuatu mendesak dari dalam perutku yang mengarak ke arah kontolku. Seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Entah berapa kali. Kutekan tubuhku dengan menarik tubuh kambing bagian belakang karena takut jatuh, badanku terasa lemas. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam memek kambing itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Setelah kejadian itu, bila hasratku kembali muncul aku mendatangi kambing itu. Dan kulakukan itu hampir tiap hari.

Tiga bulan kemudian, sepulang sekolah ketika hasratku kembali muncul karena di sekolah melihat temanku yang pingsan dan dengan tidak sengaja melihat celana dalamnya, hasrat seksualku muncul sedemikian kuat. Aku pergi ke belakang rumah tempat biasanya sang kambing merumput, aku tidak menemukannya di sana. Kucari ke tempat lain di sekitar rumahku juga tidak ada. Di antara rasa penasaran, heran dan hasrat seksual yang demikian kuat, kutanyakan kepada ibuku. Ia mengatakan bahwa kambing itu setelah aku pergi sekolah dibawa ayah untuk dijual ke Pak Lurah. Walaupun penasaran aku tidak bisa bilang apa-apa, namun demikian ternyata tidak juga menyurutkan hasrat seksualku. Aku kembali ke belakang rumah, mencari akal untuk melampiaskan hasratku yang tidak kunjung terpuaskan.

Tak jauh di belakang rumahku terdapat kebun yang ditumbuhi tanaman jagung, luasnya hampir lima hektar. Di situlah biasanya aku bermain. Aku biasanya bermain sendirian, entah mengapa aku tidak begitu suka main dengan teman sebaya. Sesampainya di tengah-tengah kebun jagung, di antara pohon-pohon jagung aku duduk sambil meluruskan kaki. Tanpa sadar tanganku mengusap-usap kontolku dari luar celana. Karena asyiknya, tanpa kuketahui tiba-tiba di depanku ada seekor ayam betina yang sedang mencari makan. Entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku punya pikiran untuk menyetubuhi ayam itu.

Pelahan-lahan sambil mengendap-endap kudekati ayam itu, dan kutangkap. Ternyata ayam itu milik orang tuaku. Karena aku biasa memberinya makan sehingga ayam itu dengan mudahnya kutangkap, walau pun tetap saja mau melepaskan diri, mungkin karena merasa diganggu saat sedang enak-enaknya makan.

Ayam itu kuusap-usap kepala dan punggungnya supaya diam. Setelah tenang, kubuka resleting celanaku dan kukeluarkan kontolku. Sambil kupegang ayam itu dengan kedua tanganku, pelan-pelan kudekatkan pantat ayam itu ke kepala kontolku, dan kutekan pelan-pelan. Karena kontolku sedemikian ngacengnya dan keras, sedikit demi sedikit kontolku masuk ke dubur ayam itu, terasa sulit dan pedih-pedih enak, namun kutekan terus. Ayam itu berontak dan berkotek-kotek serta berusaha melepaskan diri. Kupegang lebih kencang karena takut lepas, sambil ditekan lebih kuat. Akhirnya seluruh kontolku masuk. Ayam itu tetap berkotek dan berusaha melepaskan diri.

Pelan-pelan ayam itu kuangkat sedikit dan kutekan kembali perlahan-lahan dan akhirnya semakin kencang. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan 'proyek' kecil yang mengasyikkan namun menegangkan itu. Tak lama kemudian seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Kutekan ayam itu ke belakang supaya kontolku masuk lebih dalam. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam dubur ayam itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Ternyata, betul kata pepatah, tak ada perempuan, kambing dan ayam pun jadilah..

*****

Suatu hari, entah iblis mana yang mengantarkanku ke pengalaman yang benar-benar aneh. Aku bermaksud mengembalikan buku yang kupinjam dari salah seorang teman sekolahku, seorang perempuan, Yuli namanya. Ia anak tetanggaku yang paling dekat dengan rumahku, oleh karena itu aku agak berani meminjam buku. Ketika sampai di rumahnya, yang kutemukan hanya ibunya yang sedang menjemur pakaian. Kutanyakan padanya, ia bilang bahwa Yuli sedang bermain di belakang rumah atau paling di saung di kebun singkong, sedang main dengan anjingnya.

Aku pergi ke belakang rumah Yuli, kucari-cari tidak ada. Lalu aku masuk ke kebun singkong tidak jauh dari situ. Kulihat tak jauh ada sebuah saung. Kudekati, tapi kudengar suara keluhan atau tepatnya erangan yang sangat halus, namun kadang-kadang terdengar agak memburu. Aku heran dan penasaran. Kuintip dari arah belakang saung melalui lubang yang agak lebar. Kulihat Yuli sedang duduk, tapi rok bagian bawahnya terangkat ke atas, dan tampak di bawahnya seekor anjing, kutahu nama anjing itu Bleki, sedang menjilat-jilat kemaluan si Yuli. Mata si Yuli tampak terpejam, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti mengerang keenakan.

Aku heran akan tetapi entah bagaimana tiba-tiba nafsu birahiku muncul dengan tiba-tiba dan kontolku terasa tegang. Pelan-pelan aku melangkah ke depan saung dan perlahan masuk ke saung itu. Aku membungkuk dan melihat apa yang dilakukan anjing itu. Tampak memek si Yuli telah memerah dan basah oleh air liur anjing itu. Memeknya tampak masih bersih tanpa sehelai pun rambut. Pelan-pelan anjing itu kuusap-usap dan kusingkirkan, dan cepat-cepat kugantikan tugas yang sedang dilakukan anjing itu. Aku meniru apa yang dilakukannya terhadap memek Yuli.

"Ehm.. Ohh.."

Terdengar Yuli mengerang agak kencang. Pelan-pelan kuraba memek Yuli, dan kubuka belahannya. Tampak warna merah muda yang sangat membangkitkan nafsu birahi itu terpampang di depanku. Berbeda dengan memek kambing apalagi dubur ayam. Yang ini benar-benar lain dan sungguh indah. Aku semakin semangat menjilat-jilatnya.

Semakin lama erangan Yuli semakin sering. Tiba-tiba rambutku terasa ada yang memegang dan kepalaku semakin ditekannya kuat-kuat.

"Oohh.. Enak.. Shht..!!" Aku semakin bersemangat.

Tiba-tiba kepalaku dicengkeram dan digoyang-goyang, terdengar Yuli berkata seperti terkejut..

"Siapa itu..?"

Aku menghentikan aktivitasku dan menengadahkan kepalaku, tampak Yuli terkejut..

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yuli, tapi anehnya seperti tidak ada kesan yang memperlihatkan rasa malu, hanya keheranan. Melihat itu, muncul keberanianku..
"Menikmati memekmu.."
"Oohh... kamu suka?"
"Suka sekali.. Lalu?" jawabku.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan?" tanya Yuli.
"Boleh?" aku bertanya tak percaya.
"Heem.. Tanggung, tapi jangan bilang-bilang siapa ya?!"
"Ya.." jawabku sepat.
"Sini lihat kontolmu..!" kata Yuli enteng.

Kubuka resleting celanaku dan kubuka celanaku. Maka keluarlah kontolku yang sejak tadi sudah tegang dan keras. Yuli memegangnya dan menariknya. Aku meringis kesakitan.

"Pelan-pelan dong..!" kataku.
"Aku sudah nggak tahan.. Ohh" ia berkata setengah mengerang.. Ditariknya perlahan kontolku dan diletakkannya ke memeknya dan digosok-gosoknya.
"Tekan-pelan-pelan Med..".

Aku menekannya pelan-pelan, tapi tiba-tiba tumitku yang terlipat menindih batu yang agak runcing, aku kaget karena sakit. Gerakanku yang tiba-tiba menekan kontolku, sehingga.. Bless... Ahh.. Aku dan Yuli melenguh berbarengan. Anehnya kontolku bisa masuk dengan lancar. Dan akhirnya seluruh batang kontolku masuk ke dalam memek Yuli. Terasa kenikmatan yang sangat berbeda jauh dengan memek Kambing apalagi dubur ayam. Hangat, basah dan terasa lebih lembut. Setelah dibiarkan beberapa lama, aku menarik dan menekan secara perlahan, akan tetapi Yuli tampak liar menggoyang ke kiri dan ke kanan secara bersamaan juga mendorong dan menarik..

Luar biasa, gadis kecil ini belajar dari mana? Karena gerakan Yuli begitu atraktif, aku tak tahan lagi, dan tak lama kemudian.. Crot.. Crot.. Aku mengeluarkan spermaku di dalam memek Yuli.. Dan tampak Yuli pun mengerang dengan kuat.. Orgasme. Akhirnya kami berdua ambruk di saung itu. Setelah agak lama, aku berkata...

"Kamu hebat dan tampaknya sudah berpengalaman".
"Ya, berkat kamu dan si Bleki"
"Maksudmu?" tanyaku heran.
"Aku melihat kamu sering ngentot dombamu itu, aku sering mengintipmu. Karena penasaran aku coba dengan anjingku, yakh karena aku tidak punya kambing sepereti kamu"
"Oohh.." aku bergumam..

Sejak saat itu, aku sering bermain dengan Yuli, baik di saung maupun di kebun jagung belakang rumahku. Pengalaman yang benar-benar aneh..


E N D




Article Directory: http://www.sumbercerita.com

Sensasiku


Semenjak tulisan pertamaku dimuat di sumbercerita.com, banyak sekali email yang mengalir deras masuk ke dalam mail box-ku, akibatnya mail box-ku penuh sekali dan setiap hari susah dibuka, derasnya email yang masuk ke dalam mail box-ku sama derasnya dengan cairan hangat yang mengalir keluar dari liang vaginaku saat bibir vagina dan klitorisku dijilat, bagi yang sudah kubalas emailnya silakan langsung kontak aku bila penasaran dan ingin kenalan, bagi yang belum silakan langsung saja karena aku ingin berterus terang lewat ceritaku kali ini.

*****

Namaku Lia, statusku masih membujang tetapi sudah tidak gadis lagi, usiaku 28 tahun, cantik, manis, tinggi 170 cm, bodiku atletis dan sexy, aku adalah seorang dokter hewan, sehari-hari aku magang di Kebun Binatang Surabaya (KBS), berdomisili di Surabaya. silakan kontak aku kalau mau berkenalan dan dimohon serius jangan bercanda.

Libidoku sangat tinggi sehingga hampir setiap hari kalau aku tidak melakukan hubungan sex maka aku selalu melakukan masturbasi, malam hari di kamarku aku sering melakukannya dan tak jarang aku juga melakukannya di KBS tempatku bekerja, kalau di kebun binatang biasanya kulakukan di kamar mandi kantor klinik hewan atau terkadang malah di dalam kantor kliniknya, tentu saat sepi dan pada istirahat siang karena pada saat istirahat makan siang para dokter hewan lainnya pada pergi ke kantin selama satu jam, nah! Pada saat-saat seperti itulah aku melakukan aktifitas kebiasanku melakukan swalayan memuaskan nafsu birahiku, namun tak jarang aku melakukannya dengan para keeper (perawat satwa) tapi kupilih yang berwajah ganteng, rata-rata dari mereka bertubuh macho mungkin karena terbiasa bekerja keras menangani satwa.

Seperti hari-hari biasanya pagi itu aku datang ke KBS sebelum ke klinik hewan yang terletah dibelakang, aku sempatkan untuk keliling kontrol dulu dari kandang ke kandang memantau barang kali ada Satwa yang sakit atau kurang sehat, aku keliling ke samping belakang ke daerah hewan karnivora, sampailah aku di depan kandang singa. Saat itu seekor singa baru saja dilepas dari kandangnya ke halaman tempat peraga dan bermain, seekor singa jantan begitu dilepas langsung mengejar seekor singa betina dengan penuh nafsu, setelah berhasil mengejar dan menubruknya, sang singa jantan mengaum keras sambil menjilati singa betina, sang singa jantan menjilat kepala, punggung, pinggang hingga ekor sang singa betina, yang terakhir sang singa jantan menjilati kelamin sang singa betina sehingga membuat si betina mengaum keenakan.

Melihat adegan ini tiba-tiba bulu kudukku berdiri, badanku terasa merinding, gejolak nafsuku pun timbul, nafasku mulai tidak teratur dan dapat kurasakan ujung CD-ku mulai basah, hari ini aku memakai hem longgar tanpa BH, aku memang tidak terbiasa memakai BH, aku memakai rok bawahan mini yang bagian bawahnya lebar, di dalamnya aku memakai CD G String tipis dan minim sekali, hanya ada sedikit kain tipis sebesar dua jari menutupi lubang kemaluanku, selebihnya berupa tali nylon yang melingkar melewati bawah selangkanganku hingga terjepit belahan pantatku sampai pinggang belakang yang sambung dengan tali nylon melingkar pinggangku, model G String warna pink yang kupakai ada ikatan di samping kanan dan kiri pinggangku, akibat melihat adegan yang dilakukan sepasang singa ini tadi selembar kecil kain tipis yang menutupi liang vaginaku jadi basah oleh lendir hangat yang tiba-tiba mengalir keluar dari dalang liang senggamaku.

Selesai melakukan adegan ciuman sebagai pemanasan maka sang singa jantan langsung melakukan adegan doggie style memasukkan penisnya ke lubang kemaluan sang singa betina, sang singa jantan langsung saja melakukan kocokan dengan kuat, tak berapa lama kemudia sepasang singa ini sama-sama mengaum dengan keras dan sang betina membalik sambil setengah berguling ditanah, rupanya keduanya telah mencapai orgasme, melihat adegan ini tanpa terasa tangan kananku ke bawah dan meraba selangkanganku dari luar rok yang kupakai, tapi tak berlangsung lama aku langsung sadar dan bergegas menuju ke kantor klinik hewan yang jaraknya tidak begitu jauh dari kandang singa, nafasku turun naik mengingat peristiwa yang baru saja kulihat, memang tantanganku yang paling berat bekerja di KBS adalah bila saat aku melihat ada satwa yang sedang bersenggama, nafsuku langsung akan memuncak mencari penyaluran.

Pagi ini masih sepi karena sebagian dokter belum datang dan mungkin sebagian lagi sudah datang tapi masih kontrol ke sangkar-sangkar yang lain, aku memasuki kantor klinik yang masih sepi, di dekat samping pintu masuk ada keranjang berisikan aneka buah-buahan dan sayur mayur untuk hewan yang perlu dirawat di ruang karantina di samping klinik, mataku melihat ada ketimun di tumpukan buah-buahan dan sayur mayur, tanpa pikir panjang cepat-cepat kuraih sebuah ketimun tanpa sempat memilih lagi, sialnya yang kuraih ketimunnya cukup besar dan panjang, genggamanku penuh untuk menggenggam ketimun yang kuambil, panjangnya sekitar dua puluh lima centi lebih, langsung aku masuk ke kantor klinik yang masih sepi, hanya ada seekor anjing Herder sedang tidur diujung kantor yang dingin ber AC itu, aku langsung duduk di kursi dan kuangkat kedua kakiku kuletakkan di atas meja.

Kurenggangkan pahaku sehingga selangkanganku terkuak lebar, dudukku agak maju di ujung kursi dan badanku kusandarkan agak merosot ke bawah, setelah menemukan posisi yang pas akupun mulai menggosok-gosokkan ujung ketimun tadi di bibir vaginaku, tangan kiriku menyibak kain CD-ku yang hanya sedikit menutupi liang vaginaku, maka terbebaslah saat ini vaginaku dari penutup, kugesekkan terus ujung ketimun tadi di bibir vaginaku, hanya beberapa gesekan saja vaginaku telah basah kuyup, kini giliran klitorisku kugosok pelan dengan ujung ketimun tadi, rasanya luar biasa, kutekan-tekan sedikit diujung klitorisku dan kuputar-putar..

"Aaa.. Uuff! Oo.. Oouuh! Aa.. Cch!"

Aku tidak kuat menahan ledakan yang ada di bawah pusarku, rasanya aku hampir orgasme, gesekanku makin kuat dan cairan yang mengalir dari liang senggamakupun makin banyak hingga akhirnya..

"Aaahh.. Aa.. Uuf..!"

Akhirnya aku pun orgasme. Tak puas sampai disini, ketimun yang sejak tadi kupakai melampiaskan nafsuku ujungnya mulai kumasukkan pelan-pelan ke dalam liang vaginaku, kusodokkan pelan-pelan, mula-mula keluar masuk hanya sekitar tiga centi, makin lama makin dalam kumasukkan ketimun itu, tangan kiriku tak tinggal diam, jari-jari tangan kiriku meraba klitorisku, kuusap-usapkan ujung klitorisku dan kupelintir-pelintir pelan dengan jariku, sambil tangan kananku dengan irama yang tetap mengocok ketimun tadi keluar masuk hingga hampir seluruhnya ketimun yang besar dan cukup panjang tadi tertelan ke dalam liang vaginaku. Aku benar-benar mengalami kenikmatan yang luar biasa.

"Nnghh...", Aku hanya berani menlenguh pada hal aku ingin berteriak rasanya, kenikmatan yang kualami mencapai ubun-ubun kepalak.
"Aaa.. Aaff!", kemudian aku mencapai orgasme yang kedua kalinya.

Akhirnya aku terkulai lemas di kursi dalam posisi kedua kakiku masih di atas meja dan pahaku masih mengangkang, ketimun yang kupakai tadi sengaja masih kubenamkan di dalam vaginaku, leherku tersandar di kursi beberapa saat sampai aku dikejutkan oleh elusan di selangkanganku, rupanya tanpa kusadari sejak tadi apa yang kulakukan diperhatikan oleh anjing herder jantan yang sejak tadi memang ada di ruang kantor klinik, rupanya cairan vaginaku yang meluber tadi menetes ke lantai dan membasahi lantai di bawah kursi putar yang kududuki, dan dengan diam-diam pula tanpa kusadari si anjing herder tadi menjilati cairanku yang di lantai, setelah habis dijilat semua rupanya anjing herder ini masih merasa kurang dan mencari sumber keluarnya cairan tadi, maka ditemukanlah sumbernya yang mengalir melalui belahan pantatku yang sintal, maka dijilatnya selangkanganku.

Pada jilatan pertama tadi cukup membuatku terkejut tapi untungnya aku tidak melakukan gerakan yang dapat membuatnya takut atau ikut terkejut, hingga jilatan berikutnya dapat kurasakan lebih nikmat karena aku sudah mulai terbiasa dengan lidahnya yang panjang dan kasar itu, pelan-pelan ketimun yang sejak tadi masih terbenam dalam liang vaginaku kucabut keluar supaya dapat memberikan ruang yang lebih leluasa bagi anjing herder ini untuk menikmati kemaluanku.

Akibat kucabut keluar maka cairan lendirku yang sejak tadi terbendung di dalam akhirnya keluar dengan derasnya. Seperti telah terlatih maka anjing herder jantan tadi terus dengan rakusnya menjilat vaginaku, saat lidahnya yang panjang dan kasar tadi menjilat klitorisku aku pun tersentak geli dan nikmat.

"Uuu.. Uuf!" Belum pernah vaginaku merasakan jilatan yang senikmat ini, aku kembali merasakan akan mencapai puncak kenikmatan dan..
"Ooo.. Ooch!" Tumpah kembali sudah cairan agak kental dari dalam liang vaginaku, aku mengalami orgasme yang ketiga kalinya, Gila!

Setelah selesai mengalami tiga kali nikmatnya orgasme maka aku pun bergegas berdiri sambil menghalau pergi anjing herder itu, saat aku berdiri CD-ku terjatuh ke lantai, rupanya tanpa kusadari sejak tadi CD-ku sudah terlepas dan begitu terjatuh CD-ku langsung disambar anjing herder tadi dan digondol lari keluar.

Aku berusaha mengejar namun sia-sia karena dia lebih cepat larinya, aku pun berbalik dan masuk ke kamar mandi mencuci selangkangan dan vaginaku bersih-bersih dengan sabun. Terus terang aku jadi tiba-tiba takut akan kuman yang bisa saja dibawa oleh si herder tadi melalui liurnya masuk ke dalam tubuhku melalui liang vaginaku.

Selesai membersihkan selangkangan dan vagina, akupun keluar ruangan kantor klinik dan melanjutkan tugasku berkeliling memeriksa kalau-kalau ada satwa yang sakit atau kurang sehat, hanya saja kali ini aku berjalan lebih hati-hati sebab aku tidak memakai CD lagi sedangkan rok yang kupakai cukup mini dan cukup lebar bawahnya, semoga saja tidak ada angin nakal yang bertiup hingga membuat rokku terangkat, bisa celaka!


E N D


Article Directory: http://www.sumbercerita.com

Pondok Terpencil


Dhea mengerang sadarkan diri. Kepalanya seakan-akan ingin pecah. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi tapi tidak berhasil. Ia ingat pergi ke sebuah pesta dan bertemu dengan laki-laki kurus dan berusaha mendekatinya.

Akhirnya ketika Dhea bosan ia pergi meninggalkan pesta tadi. Ia sedang berjalan menuju mobilnya ketika segalam tiba-tiba menjadi gelap. Dhea bangun dan duduk, sadar dirinya ada di sebuah bale-bale di sebuah rumah sederhana. Tidak ada lampu satupun tapi ia bisa melihat cahaya datang dari ruangan sebelah dan mendengar suara-suara. Seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan berkata, "Sudah waktunya lo bangun cewek manis! Kita udah lama nunggu nggak sabar bersenang-senang sama lo!" Kemudian laki-laki itu berkata bahwa Dhea telah disergap dari belakang dan kepalanya dipukul hingga pingsan dan dibawa ke sebuah rumah kecil di dekat Pelabuhan Ratu, di sebuah desa kecil jauh dari manapun.

Laki-laki itu mendekati Dhea dan berkata bahwa ia dan teman-temannya tidak segan-segan membunuhnya jika ia tidak menuruti semua perintah mereka. Mereka akan menyiksa Dhea dulu dan akan butuh waktu lama dan menyakitkan sebelum ia bisa mati. Ketakutan, Dhea berkata ia akan menuruti semua perintah mereka, dan laki-laki itu tersenyum.
"Oke, masuk ke ruangan itu dan buka pakaian lo, semuanya!"

Dhea berjalan perlahan masuk ke ruangan sebelah, masih pusing akibat pukulan di kepalanya. Nafas Dhea tersentak ke ia masuk ke ruangan itu. Ada 12 laki-laki di dalam ruangan itu. Semuanya berbadan besar dan kekar, melihat penampilannya mereka adalah buruh pelabuhan atau pabrik yang kasar. Mereka semuanya adalah laki-laki paling besar yang pernah dilihat oleh Dhea! Mereka mulai bersiul dan berkomentar sambil berseru kagum dan memanggil Dhea dengan julukan jorok ketika Dhea mulai melepaskan pakaiannya. Ketika buah dada Dhea yang kecil tapi padat dan bulat terlihat, ia bisa melihat seluruh penis laki-laki itu langsung menegang. Dan ketika vagina Dhea terlihat jelas, Dhea merasa dirinya akan mati ketakutan ketika melihat tatapan penuh nafsu dari wajah-wajah beringas di hadapannya. Ia sangat ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya.

Laki-laki pertama maju mendekatinya. Ia bertubuh hitam. Ia meremas buah dada Dhea dan menyuruhnya untuk berkeliling dan mengulum penis setiap orang di ruangan itu. Wajah Dhea memerah ketika ia mendekati laki-laki yang pertama. Laki-laki itu langsung memasukan penisnya ke dalam mulut Dhea dan langsung memompa keluar masuk di mulut Dhea. Dhea sendiri mulai tersedak dan batuk, tapi laki-laki itu tanpa peduli mendorong penisnya masuk hingga tenggorokan. Ia mengerang dan berejakulasi. Dhea merasakan mulutnya terisi oleh semburan sperma yang hangat dan lengket, dan ia berusaha untuk menelan semuanya, tapi sperma itu tetap mengalir keluar dari sudut mulutnya, mengalir ke dagunya.

Semua laki-laki itu tertawa ketika Dhea merangkak mendekati laki-laki berikutnya. Semua sudah begitu terangsang membayangkan mulut Dhea di penis mereka, sehingga tidak ada yang bisa bertahan lama. Satu persatu dari mereka bergantian mengusapkan penis mereka pada wajah, hidung serta bibir Dhea. Mereka bergantian memaksa Dhea mengulum dan menjilati penis mereka.

Sekitar 40 menit kemudian, Dhea telah menelan 12 semburan sperma dan di wajahnya menempel sisa-sisa sperma yang tidak berhasil ia telan. Lalu seorang dari mereka mendekat dan menyuruhnya bertumpu pada lutut dan tangannya. Dhea berpikir dengan posisi merangkak seperti itulah dirinya akan mulai diperkosa dari belakang, tapi jantungnya seperti berhenti berdenyut ketika mendengar laki-laki itu berkata, "Siapa yang mau pertama kali ngerasain pantat bintang film kita ini?". Sebelum Dhea sadar apa yang akan terjadi, Dhea merasakan sebuah kepala penis besar menempel di liang anusnya yang sempit dan kecil. Laki-laki dibelakangnya mendorong keras dan Dhea langsung menjerit kesakitan. Laki-laki yang lain tertawa senang melihat liang anus Dhea membuka dipaksa dimasuki oleh penis yang besar itu. Laki-laki itu bergerak cepat dan brutal, ber-ejakulasi di dalam anus Dhea memberika pelumas untuk laki-laki selanjutnya.

Ketika laki-laki selanjutnya sedang memperkosa anus Dhea, laki-laki yang lain memegang salah satu dari kaki Dhea dan menariknya. Kemudian ia menggosokan penisnya ke telapak kaki Dhea yang berkerut dan mengejang menahan sakit. Laki-laki itu terus menggosokan penisnya ke telapak kaki hingga jari-jari kaki Dhea yang kukunya dicat merah menyala, sementara semua laki-laki di ruangan itu bergantian mencoba anusnya. Beberapa laki-laki yang lain berlutut di depan Dhea dan mengocok senjata mereka di muka Dhea. Dan ketika laki-laki di hadapannya mulai menyemburkan sperma mereka ke wajah Dhea, laki-laki yang ada di pantatnya menarik penisnya dan sedetik sebelum ia ejakulasi, ia mendorong penisnya masuk ke dalam vagina Dhea yang perawan. Semburan demi semburan mengisi lubang kewanitaan Dhea dengan sperma. Dhea mulai menangis menyadari dirinya bisa hamil oleh mereka.

Sementara itu laki-laki yang menggunakan kakinya menggosok-gosok makin cepat dan keras. Ia berteriak, "Aahh.., gue kelluarr.., gue kkeluaar..!" Air mani langsung tersembur ke telapak kaki Dhea dan mengalir membasahi jari-jari kakinya. Selanjutnya semua 12 orang itu mendapat giliran menggunakan anus Dhea untuk memuaskan nafsu mereka, bergantian mereka menampar dan memukul pantat Dhea sambil tertawa senang melihat lubang anus Dhea membesar. Mereka menjulukinya Dhea Si Lubang Besar. Laki-laki yang terakhir juga memasukan tangannya hingga pergelangan ke dalam anus Dhea. Dhea menjerit dan menjerit ketika tangan laki-laki itu masuk ke dalam anusnya. Kemudian mereka semua memerintahkan agar Dhea menjilati penis mereka hingga bersih. Perut Dhea terasa mual tapi ia tetap menurut perintah mereka dengan harapan mereka akan puas dan meninggalkan dirinya.

Yang selanjutnya terjadi adalah, mereka menarik tubuh Dhea dan diseret keluar, untuk pertama kalinya Dhea sadar dirinya berada di tempat terpencil dari keramaian. Laki-laki itu mendorong tubuhnya menuju ke sebuah kandang. Dhea jatuh tersungkur kelelahan dan kesakitan. Tubuhnya gemetar ketika ia mendengar ringkikan kuda di dalam kandang itu. Dhea mulai menangis dan meronta-ronta ketika dirinya diseret mendekati kuda yang ada di dalam kandang. Seseorang berkata, "Lo bakalan ngerasain bagaimana rasanya kuda sayang!" Perlahan tangan Dhea meraih penis kuda tersebut dan mulai menggosoknya, dan tersentak melihat ukuran penisnya. Panjangnya dua kali dari panjang penis laki-laki yang pernah dilihatnya, dan tangannya sama sekali tidak bisa menggenggam diameter penis kuda itu. Dhea berharap ia hanya disuruh mengocok penis tersebut, tapi laki-laki itu berkata agar Dhea mengulum penis itu dengan mulutnya. Dengan air mata mengalir di pipinya, Dhea mulai menjilati penis kuda tersebut, hampir saja ia muntah karena bau yang tercium olehnya. Dhea hanya mampu memasukan kepala penis kedua itu saja ke dalam mulutnya, sedangkan tangannya digunakan untuk mengocok batang penis kuda itu.

Semburan sperma yang pertama membuat kepala Dhea terdorong menjauh dari penis itu. Semburan yang kedua menyembur ke wajah dan buah dadanya. Ia membuka mulutnya dan berusaha menelah sperma yang disemprotkan oleh kuda itu. Wajah Dhea tertutup seluruhnya oleh sperma kuda dan rambutnya lengket karena sperma tersebut. Sebagian besar sperma itu mengalir turun dan menetes ke budah dada Dhea.

Dhea langsung jatuh tersungkur lemas berpikir semua itu telah selesai. Satu dari laki-laki itu berlutut di depan wajahnya dan menyeringai ketika berkata ini adalah permulaan bagi diri Dhea. Ia berkata agar Dhea bersiap-siap menunggu sampai sisa kelompok mereka sampai ke pondok tersebut.

TAMAT





Article Directory: http://www.sumbercerita.com

Polly, Pengganti Kekasihku


Namaku Florence dan sekarang aku sedang berada di Roma, Itali. Aku tinggal bersama kekasihku yang bernama Erick. Aku selalu bercinta dengan Erick setiap malam hari dan itu membuatku selalu horny. Suatu ketika, Erick terpaksa pergi menjalankan bisnis di Malaysia selama seminggu dan aku sendirian selama seminggu di rumah. Aku sebenarnya ingin sekali mencari teman pria di saat kekasihku tidak di rumah karena vaginaku terasa gatal sekali tanpa adanya pria di sisiku.

Di Apartemenku, Erick memelihara seekor anjing jantan dan kami sangat menyayanginya. Di suatu hari saat Erick tiada di rumah, aku tengah menonton film porno bersama Polly, nama anjingku. Di saat aku sedang menonton film porno itu, aku membayangkan seandainya Erick berada di sisiku dan bersetubuh denganku. Hal ini membuat vaginaku menjadi basah dan aku menjadi sangat terangsang.

Di saat aku sedang terangsang, tiba-tiba Polly naik ke atas tubuhku dan tiduran. Ia sekali-kali mengonggong karena dia mau minum. Lalu timbul ide gilaku, aku mengambil sekotak susu bubuk dan mencampurnya dengan air. Setelah itu, aku kembali ke sofa di mana aku barusan tiduran dan aku membuka pakaianku semua. Setelah aku bugil, aku menumpahkan susu untuk Polly di liang vaginaku. Setelah itu, aku memanggil Polly dan sambil menggoyang-goyangkan ekornya, dia meloncat ke sisiku dan mulai menjilati susu yang berada di sekitar vaginaku. Polly mulai menjilati vaginaku dan klitorisku, ini membuatku menjadi menggelinjang-gelinjang dan tiba-tiba saja aku menjadi mendesah kenikmatan tapi Polly terus menjilati vaginaku mungkin karena dia merasa haus dan lapar makanya ia terus menjilati susu di sekitar ceruk bibir kewanitaanku.

Aku mendesah tak karuan karena kenikmatan yang tiada tara ini sambil aku memilin puting di payudaraku. Aku menjadi nikmat sekali dan Polly masih terus menjilati vaginaku karena di vaginaku masih banyak susu yang tumpah dan sebagian dari susu itu sudah tumpah di sofa tempatku tiduran. Aku masih ingat bahwa di saat Polly menjilati vaginaku. Aku sudah beberapa kali mengalami klimaks yang nikmat sekali, tetapi aku masih kurang puas.

Setelah beberapa saat Polly menjilati susu yang masih ada di vaginaku. Akhirnya Polly menghentikan jilatannya karena sudah tidak ada susu lagi, yang ada hanya cairan kewanitaanku tetapi sekarang Polly menjilati cairan itu dan membuatku semakin menjadi gila. Nikmat sekali, susah dilukiskan dengan kata-kata.

Setelah itu, aku berteriak keras karena ada sesuatu kenikmatan yang mendorongku untuk bergetar hebat dan keluar dari vaginaku. Aku tahu bahwa itulah cairan kenikmatan seorang wanita. Aku kurang puas dan aku langsung mengangkat Polly. Aku melihat penis Polly yang panjang dan nampaknya lebih besar dari punya Erick. Mungkin karena Polly adalah seorang anjing herder yang sangat besar dan gagah jadinya ini yang membuat penisnya besar sekali.

Aku mulai mengangkat Polly dan nampaknya Polly mengetahui maksud dari majikannya sehingga dia hanya menurut saja. Aku mulai menghisap-hisap penis Polly yang belum tegang dan nampaknya Polly mulai menikmati karena terlihat di saat Polly menjulurkan lidahnya dan menggonggong beberapa kali. Aku tidak perduli dan aku terus menghisapnya. Akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan aku memaksa supaya penis Polly yang panjang dan sudah tegang itu memasukki liang kenikmatanku. Polly tidak memperlihat perlawanan dan ia nampak menuruti kemauan majikannya.

Setelah kemaluan Polly memasuki liang vaginaku, rasanya nikmat sekali dan aku mulai memeluk Polly yang berada di atasku. Nampaknya Polly juga menikmatinya karena dia mulai menjilati mukaku sehingga wajahku menjadi penuh dengan air liur anjing.

Aku terus memeluk dan menggoyang-goyangkan tubuh Polly dan ini membuat penis Polly mengocok keras liang kenikmatanku. Aku mendesah tak karuan dan tanpa kusadari mencium moncong Polly dan menjilati moncong Polly yang basah. Aku terus bergoyang dan bergoyang sampai akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari dalam diriku. Aku terus mendorong-dorong supaya penis Polly terus memasukki liang kenikmatanku dan akhirnya aku merasakan bahwa Polly sudah klimaks dan aku merasakan ada air mani anjing yang memenuhi liang kenikmatanku. Di saat yang bersamaan, aku juga tidak tahan lagi dan aku mengeluarkan cairan kewanitaanku yang membasahi penis Polly. Aku masih ingat bahwa di saat Polly klimaks, ia melolong-lolong dan menggonggong bagaikan srigala dan aku sempat kaget tapi aku tetap cuek saja.

Akhirnya aku melepaskan Polly dari pelukanku dan ia mengibas-ngibaskan ekornya sambil mengarahkannya ke vaginaku. Aku masih capek sekali karena kenikmatan yang baru kurasakan dari anjing peliharaan kami. Masih belum reda rasa lelahku, Polly sepertinya melihat ada cairan yang keluar dari dalam vaginaku dan karena ia pikir itu susu untuk dia, dia menjilati vaginaku yang masih basah oleh spermanya dan cairanku sendiri. Hal ini membuatku bergairah kembali dan aku mendesah terus sambil memilin-milin putingku kembali dan ini membuat hari terindah dalam kehidupanku. Akhirnya aku bergetar dan mengeluarkan kenikmatanku lewat cairan yang keluar dari vaginaku. Aku akhirnya mengangkat Polly turun dari sofa dan memasukkannya ke kandang. Di saat Polly sudah berada di kandang, dia mengonggong kepadaku seakan-akan mengucapkan terima kasih atau marah, aku sudah tidak tahu lagi.

Setelah itu, aku mandi untuk melepaskan bau anjing yang masih melekat di dalam badanku. Aku sempat tersenyum sendiri di kamar mandi mengingat pengalaman seks-ku bersama Polly, anjing peliharaan kami. Aku sempat tidak percaya bahwa seekor anjing bisa memuaskanku berkali-kali. Aku terus melakukan perbuatanku bersama Polly selama Erick tidak ada di rumah.

Seminggu kemudian, Erick kembali dari Malaysia dan setelah dia kembali, aku bercinta dengan Erick lagi. Kadang-kadang ketika aku berciuman dengan Erick, aku mendengar gonggongan Polly, mungkin dia cemburu karena dia tidak mendapat jatahnya? he.. he..he.., tapi aku tetap tidak bisa melupakan pengalaman bercinta dengan seekor anjing.

TAMAT




Article Directory: http://www.sumbercerita.com

Nikmatnya Vagina Si Betina


Sekitar 20 tahun silam, aku "Anis" sudah mengenal yang namanya nafsu sex, meskipun aku belum banyak kenalan dengan wanita. Aku termasuk pria yang tidak suka, bahkan tak pernah melakukan onani seperti kebanyakan pria. Namun aku sangat mudah terangsang ketika melihat kemaluan lawan jenis, apalagi jika menyaksikan melakukan hubungan intim, sekalipun itu adalah hewan atau binatang.

Ceritanya bermula ketika aku masih duduk kelas 2 di bangku SMTP di kecamatanku. Saat itu usiaku sekitar 15 tahun. Maklum sebagai orang yang tinggal dan dibesarkan di suatu desa yang agak terpencil dari keramaian kota, aku sehari-hari bekerja sebagai penggembala kerbau sebagaimana umumnya laki-laki seusiaku di desaku itu. Sebelum dan sepulang dari sekolah, aku mempunyai tanggung jawab untuk mengurus hewan-hewan piaraan keluargaku, sebab biaya pendidikan dan keperluan pokok sehari-hari kami, umumnya diperoleh dari harga kerbau. Kurang lebih 15 ekor kerbau yang harus saya urus setiap harinya yakni mengembalakan di padang rumput, memandikan di sungai, memasukkan ke kandang dan sebagainya.

Walaupun sejak kecilku aku sudah seringkali menyaksikan bagaimana hewan-hewan itu melakukan hubungan sex (kuda, ayam, sapi, kambing, anjing, burung misalnya), namun entah saat itu pengaruh setan dari mana sehingga aku tiba-tiba mulai terangsang memperhatikan sepasang kerbauku melakukan hubungan sex. Mungkin karena keduanya merupakan tungganganku sehari-hari yang paling jinak, bersih dan sedikit gemuk, apalagi masih mudah (belum pernah melahirkan), atau memang karena aku sudah terkena puber pertama, atau karena aku kesepian dari teman-teman penggembala lainnya. Yang jelas aku sangat terangsang melihat dengan asyiknya penis kerbau jantanku menyentuk dan menembus vagina kerbau betinaku dari belakang. Aku semakin mendekatkan wajahku ke dekat vagina yang tertusuk dengan penis yang panjang itu dan melihat bagaimana keduanya melakukan aksinya. Si jantan dengan keras dan cepat sekali menggocok-gocok vagina si betina, sehingga terdengar bunyi yang agak khas.

Ketika keduanya mencapai klimaks yang ditandai dengan amblasnya seluruh penis si jantan ke dalam vagina si betina dan sedikit terdiam lalu meneteskan cairan putih dari dalam kemaluannya, aku mencoba mencium dan meraba kedua bibir vagina si betina yang sedikit basah dan montok itu. Bahkan aku dengan mudah membuka kedua bibir vaginanya dan melihat dengan jelas dinding-dinding vaginanya yang agak keputihan setelah penis si jantang keluar, lalu memasukkan dua jari tanganku ke dalamnya, sehingga terasa agak panas dan halus. Keduanya masih terdiam di tempatnya, karena aku mengelus-elus kepalanya agar tidak bergerak dulu.

Kebetulan saat peristiwa itu, aku berada di atas kerbau jantanku dan menungganginya, sehingga punggungku bergerak-gerak mengikuti irama gerakan pinggul si jantan ketika ia menggocok vagina si betina. Hal itulah barangkali yang membuatku sangat terangsang.

Konsentrasiku saat peristiwa itu mulai terganggu. Aku semakin penasaran ingin juga menikmati vagina si betina itu, tapi aku masih takut jika ada orang lain yang melihatku karena aku berada di padang rumput yang luas dan terbuka. Belum aku turun dari atas kerbau jantanku itu, tiba-tiba datang lagi kerbau jantanku yang lainnya menaiki tubuh kerbau betinaku tadi dan langsung memasukkan penisnya hingg amblas seluruhnya. Aku cepat-cepat lompat dan memisahkannya agar tidak sembarang yang menggaulinya, apalagi si jantan yang satu itu sedikit kurus dan kotor. Akal kotorku mulai jalan. Menjelang tengah hari nanti, aku dapat salurkan nafsu bejatku lewat kerbau betinaku di sungai, sebab kebetulan setiap tengah hari aku bawa mereka berendam dan mandi di sungai bersama dengan teman-teman gembala lainnya. Hal itu sudah rutin kami lakukan, selain membersihkan tubuhnya juga untuk mengistirahatkannya sambil minum-minum.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, di mana kami berangkat sama-sama dengan teman gembala lainnya ke sungai, tapi hari itu aku sengaja cepat-cepat membawa kerbauku ke sungai karena didorong oleh maksud lain sehingga menjelang tengah hari aku sudah ada di sungai itu berendam bersama dengan kerbauku. Suasana di sungai itu masih sangat sepi. Sejak dari padang rumput hingga tiba di sungai yang jaraknya kurang lebih 1 km dari rumah penduduk, aku memang sudah menunggangi kerbau betinaku yang cantik dan mudah itu. Mungkin karena ia dalam keadaan suburnya (musim kawinnya) sehingga ia tenang sekali jika disentuh, apalagi ditunggangi. Aku banyak main-main di atasnya, kadang mengelus, meraba-raba kepala, dada dan pantatnya, bahkan berbaring di atasnya.

Sesampainya di sungai, aku langsung buka baju dan celanaku sekalian mumpun belum ada orang lain di sungai itu, apalagi hal itu sudah menjadi kebiasaan kami jika mandi di sungai. Aku sudah tidak peduli lagi kerbau lainnya. Aku hanya konsentrasi dan mengurusi kerbau betinaku yang sedang mengalami masa subur itu. Mula-mula kubersihkan seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dan terakhir aku bersihkan bagian belakangnya, terutama di bawah ekornya itu. Aku coba mainkan tanganku dengan mengelus vaginanya, menusuk-nusuknya dengan telunjuk, membuka kedua bibir vaginanya dengan kedua tanganku. Terasa panas dan halus. Si betina itu hanya sedikit bergerak merendam tubuhnya sambil menikmati kehangatan air sungai yang masih jernih itu.

Pantatku dan pantat si betina itu tidak kelihatan karena terendam air. Hanya kepala kami yang nampak di permukaan air, sehingga sekalipun ada orang lain yang melihatku, tidak mungkin langsung curiga, karena ia tidak akan bisa melihat penisku bersentuhan dengan vagina kerbauku. Aku terus menggosok-gosok tubuh si betina dengan kedua tanganku, namun penisku mulai menyentuh bibir vagina si betina dan mulai terasa agak hangat. Entah apa si betina itu juga terangsang atau tidak, tapi yang jelas ia hanya diam dan kemaluannya terasa hangat. Aku semakin sulit menahan nafsuku ketika pantat si betina itu sedikit bergerak ke kiri dan ke kanan sebagaimana layaknya manusia yang sedang terangsang. Penisku yang berdiri sejak pagi hari akibat rangsang oleh persetubuhan antara kerbau jantan dengan kerbau betinaku, nampaknya sulit lagi kukendalikan. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba saja menyalurkannya melalui vagina si betina mumpun belum ada orang lain yang melihatku.

Karena memang bukan fitrah untuk berpasangan dengan manusia, maka wajar saja jika aku tidak kesulitan menembus vagina si betina. Penisku amblas seluruhnya tanpa hambatan sedikitpun. Nikmat sekali kurasakan saat itu, sebab baru kali itu penisku merasakan yang namanya vagina, meskipun vagina hewan, tapi kurasa tidak jauh beda rasanya dengan vagina manusia apalagi bagi orang yang dirundung nafsu birahi. Cukup lama juga aku keluar masukkan penisku di kemaluan si betina itu, meskipun dalam air. Si betina nampaknya juga menikmatinya. Ia tidak banyak bergerak dan seolah memberi kesempatan padaku untuk memperlakukannya hingga aku bisa mencapai kepuasan. Bahkan sedikit aneh, sebab punggungnya sesekali bergoyang ke kiri dan ke kanan namun agak lambat. Getaran dinding vaginanyapun terasa sekali menambah gairahku sehingga terasa lebih nikmat. Meskipun saat itu aku belum bisa bandingkan dengan vagina manusia karena aku sama sekali belum pernah merasakan sebelumnya, tapi belakangan kuketahui ternyata bagi orang yang bernafsu tinggi seperti diriku sulit membedakan kenikmatan dan kehangatan dari keduanya.

Dalam tempo hampir satu jam, aku sempat memuncratkan spermaku ke dalam vagina si betina sebanyak 3x hingga teman-teman gembalaku berdatangan. Mereka hanya bertanya padaku tentang sebabnya aku tidak menunggu mereka namun dengan alasan kerbaku haus dan kepanasan, akhirnya mereka bisa mengerti juga tanpa sedikitpun rasa curiga pada diriku. Kami tetap kembali ke padang rumput secara bersama-sama dan pulang ke rumah bersama pula, tapi telah mengalami sesuatu peristiwa luar biasa selama hidupku, sementara mereka tidak. Itulah kegembiraan dan kebanggaan yang dapat kami raih saat itu, bahkan menjadi kenangan hidupku sepanjang masa. Hampir setiap hari aku peraktekkan pengalamanku itu lewat kerbau betinaku. Kadang aku lakukan di padang rumput dikala sepi dari temanku, kadang di kandangnya dan kebanyakan kulakukan di sungai. Sesekali pula aku mencobanya pada kerbau betinaku yang lain, namun kebanyakan pada kerbau betinaku yang pertama kali memuaskan nafsuku itu. Pernah sekali kuperaktekkan lewat anak kerbauku yang berusia 5 bulan dengan harapan vaginanya lebih sempit, namun malah aku ditendang lalu ia lari.

*****

Teman-teman penggemar cerita porn, mungkin tidak menarik dan merangsang bagi anda jika membaca ceritaku ini, namun bagi orang tertentu, terutama yang bernafsu tinggi seperti aku, tidak bisa membedakan mana vagina kerbau dan mana vagina manusia jika sudah sama-sama bersentuhan. Aku tidak mampu menghitung lagi berapa kali kuperaktekkan pada kerbau dan mungkin di atas ratusan kali sebab sejak kurasakan kenikmatan itu, aku hampir tiap hari melakukannya hingga aku berhenti menggembala karena melanjutkan pendidikan di kota Kabupatenku. Sungguh banyak sekali spermaku yang bakal jadi janin manusia terbuang sia-sia di kemaluan kerbau, namun belum sempat kusesali karena hingga usiaku di atas 30 tahun, nafsu syahwatku belum juga reda, bahkan semakin meningkat rasanya. Anehnya lagi, hampir tidak ada wanita yang kuanggap jelek dan membosankan selama mereka masih normal dan menyukai hubungan sex. Inilah kelebihannya bagi pria yang memulai petualangan sexnya lewat binatang atau hewan, apalagi bila nyata-nyata manusia. Sebab selalu dianggap lebih baik yang dirasakan belakangan dari yang pertama.

Entah diriku ini tergolong pria normal atau tidak, tapi yang jelas aku tidak memilih-milih wanita asal ia punya vagina yang bisa disetubuhi. Tua atau muda, berbulu atau tidak, harum atau tidak, basah atau tidak, montok atau tidak, sempit atau tidak, rasanya semuanya nikmat dan dapat merangsangku untuk mencapai tujuan pokok yang sebenarnya. Sejak peristiwaku bersama kerbau betinaku, aku senang sekali terhadap vagina wanita, sehingga muka, payudara, kelentit, rambut, bau, dan penampilan tubuhnya seolah hanya soal yang kedua bagiku. Aku belum mau dikatakan menyerah dan menolak jika ditawarkan vagina wanita. Aku belum pernah menolak tawaran sex dari wanita hanya karena kurang menarik.

Sebelum aku melanjutkan pendidikan ke Kota, aku memang sempat merasakan nikmatnya vagina wanita selama dua kali. Pertama kali di sawah sewaktu menjelang musim panen dan yang kedua sewaktu menjelang pendaftaran/penerimaan siswa baru. Kedua perstiwa itu sama-sama sulit terlupakan karena mempunyai kesan tersendiri yang luar biasa. Keduanya pun sama-sama masih perawan desa dan masih tergolong di bawah usia. Namun kisahnya belum sempat kuutarakan melalui ceritaku ini, sebab terlalu panjang sehingga bisa membosankan pembaca.

E N D



Article Directory: http://www.sumbercerita.com